Bagi wanita, masa kehamilan menjadi salah satu masa yang sangat berkesan. Apalagi saat janin semakin tumbuh besar, namun saat itu terjadi, Bunda akan mulai merasakan kondisi-kondisi tertentu, salah satunya perut kencang dan gerakan janin aktif.
Janin yang aktif bergerak dalam kandungan bisa menjadi salah satu indikasi bayi tumbuh dan berkembang dengan sehat.
Semakin besar usia kandungan, janin dalam kandungan juga akan semakin membesar, karena itulah Bunda bisa mengalami perut kencang yang terkadang menyebabkan rasa tidak nyaman.
Jika mengalami kondisi seperti itu, Bunda tidak perlu khawatir, karena perut kencang selama kehamilan memang hal yang normal terjadi, di mana rasa perut kencang ini bisa reda dengan sendirinya.
Seperti Apa Gerakan Janin yang Dianggap Aktif?
Saat mengalami kondisi Perut Kencang dan Gerakan Janin Aktif, mungkin terbesit pertanyaan soal gerakan aktif pada janin itu yang seperti apa? Berikut penjelasannya.
Normalnya saat janin pertama kali bergerak aktif, Bunda akan merasakan gerakan seperti kepakan kupu-kupu di dalam perut, sensasi mendesis, berguling, jatuh, dan gerakan menendang-nendang kecil.
Seiring dengan perkembangan bayi, kulit di atas rahim juga akan semakin meregang dengan lebih kencang, sehingga Bunda bisa merasakan gerakan seperti tendangan, tusukan, serta gerakan siku bayi yang lebih jelas.
Sebagai tambahan informasi, dalam kondisi normal, si kecil dalam kandungan bisa bergerak sebanyak satu hingga dua kali setiap satu jam loh!
Memasuki usia kandungan 30 hingga 42 minggu, gerakan si kecil akan semakin intens. Bunda bisa merasakan bayi bergerak sebanyak dua kali setiap 30 menit. Hal itu bisa menjadi tanda bahwa janin tumbuh dengan baik dan sehat.
Uniknya ketika janin sedang aktif bergerak, Bunda bisa memberikan respon terhadap gerakan tersebut. Hal itu juga bisa memperkuat ikatan kasih sayang antara Bunda dengan si kecil loh!
Rekomendasi Artikel untuk Bumil: Manfaat Susu Kambing untuk Ibu Hamil.
Gerakan Janin yang Tidak Normal
Saat Bunda merasakan janin yang mulai aktif bergerak, Bunda disarankan untuk terus memantau gerakan si kecil, hal itu bertujuan agar Bunda bisa memastikan janin terus berkembang sesuai dengan tahapan usianya.
Dengan melakukan pemantauan secara rutin, Bunda juga bisa lebih tanggap jika gerakan si kecil menjadi tidak normal, kondisi tersebut bisa menjadi tanda tidak normal apabila:
1. Gerakan Janin Meningkat atau Menurun Secara Mendadak
Gerakan seperti itu bisa menjadi salah satu indikasi adanya perubahan dalam tumbuh kembang bayi.
Selain itu, perubahan tersebut juga bisa menjadi indikasi janin sedang dalam kondisi bahaya, seperti kekurangan oksigen atau nutrisi sehingga ia menjadi memberontak dan bergerak lebih aktif.
2. Gerakan Sangat Aktif, Kemudian Terus Melemah
Salah satu tanda gerakan janin tidak normal yang Bunda harus segera waspadai yaitu saat ia bergerak dengan sangat aktif kemudian tenang seketika dan aktivitasnya terus berkurang.
Selain itu, perubahan pola gerakan bayi juga bisa menjadi indikasi gerakan yang tidak normal.
Bunda bisa menggunakan patokan 10 gerakan dalam 12 jam. Apabila jumlah gerakan janin kurang dari jumlah tersebut, Bunda bisa langsung berkonsultasi dengan dokter kandungan atau bidan.
Biasanya, dokter atau bidan akan melakukan pengecekan detak jantung si kecil. Normalnya, jantung bayi dalam kandungan berdetak sebanyak 120-160 kali permenit.
Maka dari itu, Bunda perlu selalu menjaga kesehatan, mengonsumsi makanan secara teratur dengan gizi seimbang, olahraga rutin sesuai dengan kapasitas, dan beristirahat cukup agar kandungan tetap sehat dan janin berkembang dengan baik.
Baca Juga Artikel Lainnya: Keputihan Cair Seperti Susu.
Perut Kencang dan Gerakan Janin Aktif Apakah Tanda Kontraksi?
Mungkin Bunda masih bingung ya, bagaimana jika di masa kehamilan perut terasa kencang? Apakah itu bisa dianggap sebagai tanda kontraksi? Lantas, bagaimana cara membedakan kontraksi dengan perut terasa kencang biasa?
Seperti yang telah kita singgung di atas, perut terasa kencang bisa dirasakan Bunda karena pertumbuhan bayi yang semakin besar. Perut terasa kencang ini muncul hampir setiap trimester dan menjadi tanda bahwa janin tumbuh dengan sehat.
Agar lebih mudah membedakannya, yuk simak tabel perbedaan kontraksi asli dan palsu berikut ini:
Perbedaan | Kontraksi Asli | Kontraksi Palsu |
Waktu Kejadian | Usia kandungan 40 minggu | Mulai dirasakan sejak trimester kedua |
Lama Kontraksi | 30-70 detik, interval teratur dan semakin pendek seiring waktu | Kurang dari 30 detik hingga 2 menit, interval tidak teratur |
Sensasi Kontraksi | Punggung bawah hingga seluruh bagian perut terasa kencang | Pengencangan hanya dirasakan pada perut bagian bawah dan selangkangan |
Selain kontraksi dan karena gerakan janin yang aktif, Bunda juga bisa merasakan perut yang terasa kencang karena beberapa hal lain seperti:
- Adanya gangguan pencernaan
- Kehamilan ektopik atau kehamilan yang terjadi di luar rahim
- Mengalami infeksi saluran kemih
- Nyeri ligamen yang menopang perut bagian bawah.
Bahayakah Janin Terlalu Aktif Bergerak?
Apakah berbahaya jika Perut Kencang dan Gerakan Janin Aktif? Mengenai hal itu, jadi, pergerakan janin dalam kandungan bisa saja berbeda-beda. Maka dari itu, penilaian gerakan bayi yang dianggap terlalu aktif bisa saja berbeda.
Bayi yang terlalu aktif bergerak bukanlah suatu hal yang perlu dikhawatirkan, selama peningkatan pergerakan tersebut tidak terjadi secara tiba-tiba.
Selain itu, ada juga beberapa hal yang bisa membuat janin bergerak lebih aktif, seperti:
- Bunda mengandung bayi kembar
- Bukan kehamilan yang pertama sehingga lebih sensitif terhadap gerakan bayi
- Asupan gizi yang terpenuhi
- Ukuran si kecil yang semakin besar.
So, jangan panik jika Bunda merasakan gerakan si kecil yang terlalu aktif ya! Untuk memastikan kesehatan kandungan, Bunda bisa berkonsultasi dengan dokter kandungan atau bidan ya!
Itu dia artikel mengenai perut kencang dan gerakan janin aktif, semoga Bunda bisa menjalani masa kehamilan dan persalinan dengan lancar!
Artikel Terkait Lainnya: Berapa Hari Lagi Melahirkan Setelah Kontraksi Palsu?
Jangan ragu untuk menyampaikan pertanyaan di kolom komentar ya! Jika bermanfaat, Bunda juga bisa membagikan artikel ini ke seluruh sosial media agar lebih tersebar luas.