Dampak Stunting Jangka Pendek Pada Anak, Hati-Hati Bun!

Bukan hanya untuk jangka panjang saja, ternyata ada beberapa dampak stunting jangka pendek yang bisa saja menimpa anak. Oleh karena itu, kita harus memahami dengan baik mengenai stunting ini. Apalagi, Indonesia termasuk dalam salah satu negara dengan kasus stunting tertinggi.

Meskipun beberapa tahun terakhir angka kasus stunting di Indonesia berhasil menurun (terbaru di angka 21,6%), namun angkanya masih belum mencapai target yakni 11.4%. Pemerintah sendiri menjadikan persoalan stunting ini salah satu program prioritas nasional.

Dari situ Bunda dan Ayah bisa menyimpulkan bahwa, stunting benar-benar menjadi masalah serius dan harus dicegah agar tidak terjadi pada anak di masa depan.

Pengertian, Penyebab, dan Ciri-Ciri Stunting

Pengertian, Penyebab, dan Ciri-Ciri Stunting

Stunting merupakan kondisi anak yang memiliki perawakan pendek atau tinggi badan yang tidak sesuai dengan umur. Stunting termasuk dalam permasalahan gizi kronis karena kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu yang lama. Untuk gejalanya sendiri akan mulai terlihat sejak anak memasuki usia 2 tahun.

Umumnya, kondisi stunting pada anak disebabkan malnutrisi pada ibu hamil atau pada saat anak berada di masa pertumbuhan. Selain itu, ada beberapa penyebab lain anak mengalami stunting, seperti:

1. Pola Makan Tidak Seimbang

Kurangnya asupan buah, sayur, dan sumber protein lainnya dapat menyebabkan anak kekurangan nutrisi yang dapat memperlambat masa pertumbuhannya.

2. Kekurangan Asupan Gizi Saat Hamil

Ketika sedang hamil, penting untuk menjaga asupan gizi anak dalam kandungan. Kurangnya asupan gizi saat hamil akan membuat ibu hamil mengalami anemia defisiensi zat besi.

Hal inilah yang dapat memperhambat masa pertumbuhan janin. Bunda bisa mengonsumsi berbagai makanan sehat dan minum susu. Untuk selengkapnya Bunda bisa baca artikel kapan sebaiknya minum susu ibu hamil.

3. Gizi Anak Tidak Terpenuhi

Pada usia 2 tahun pertama, anak memerlukan nutrisi cukup seperti zinc, protein, dan zat besi. Sebab, anak yang kurang asupan nutrisi sangat besar kemungkinan terkena stunting.

4. Perawatan Kurang Memadai

Setelah melahirkan, penting bagi bunda untuk mendapatkan perawatan memadai. Hal ini perlu dilakukan agar bunda bisa memproduksi ASI yang berkualitas untuk anak dan membantu daya tahan si kecil.

5. Pola Asuh

Selain dari asupan nutrisi, pola asuh orang tua juga memiliki peran penting saat masa tumbuh kembang anak. Sebab, pola asuh dengan asupan gizi saling berkaitan. Pola asuh orang tua yang baik akan memperhatikan asupan gizi anak.

7. ASI Tidak Eksklusif

ASI merupakan asupan nutrisi lengkap yang sangat penting bagi pertumbuhan anak. Kurangnya asupan nutrisi ASI dalam enam bulan pertama akan menyebabkan anak kekurangan nutrisi.


Anak yang mengalami stunting dapat terlihat dari ciri-ciri seperti berikut

  • Memiliki perawakan tubuh yang pendek dibanding dengan anak-anak seusianya.
  • Memiliki berat badan yang lebih rendah dari anak yang seusianya.
  • Anak mudah terpapar penyakit.
  • Kurang fokus dan mengalami gangguan belajar.
  • Mengalami gangguan tumbuh kemnbang.
  • Wajah terlihat muda dari anak-anak seusianya.
  • Pubertas yang lambat.
  • Fase pertumbuhan gigi lambat.
  • Anak cenderung pendiam.

Dampak Stunting Jangka Pendek

Dikutip dari Dinas Kesehatan Kota Semarang, berikut ini dampak stunting jangka pendek:

1. Anak Lebih Mudah Sakit

Kurangnya gizi pada anak membuat daya tahan tubuhnya menjadi lemah. Sehingga, hal ini bisa memicu anak lebih mudah terkena penyakit tertentu, dalam beberapa kasus bahkan bisa menyebabkan kematian.

2. Tumbuh Kembang Anak Terhambat

Tumbuh kembang ini bukan hanya soal tinggi badan saja. Anak yang mengalami stunting akan terhambat pertumbuhannya dari perkembangan motorik, kognitif, dan kemampuan verbal.

Jika perkembangan kognitif terganggu misalnya, anak akan memiliki kemampuan berpikir yang kurang (IQ rendah) dan kemampuan belajar tidak baik.

Dampak stunting dalam jangka pendek pada anak sudah terlihat sangat menyeramkan, bukan? Karena inilah pemerintah memberikan perhatian khusus untuk kasus stunting di Indonesia, dimana jika dibiarkan tentu akan menjadi ancaman bagi generasi mendatang.

Apakah Anak yang Terkena Stunting Bisa Kembali Normal?

Apakah Anak yang Terkena Stunting Bisa Kembali Normal

Stunting merupakan masalah gizi kronis pada anak yang bersifat irreversible. Artinya, kondisi tidak bisa diperbaiki terutama jika anak sudah berusia mencapai dua tahun. Namun kondisi ini masih dapat dicegah, dengan cara:

1. Peduli Gizi Anak

Pastikan bunda mendapatkan asupan gizi yang cukup setiap harinya selama hamil. Begitu pula saat anak lahir, penuhi asupan gizi si kecil hingga umur dua tahun untuk mencegah kemungkinan stunting.

2. Berikan Anak ASI

Tahukah bunda? Selain sebagai sumber makanan bayi, ASI juga menjadi sumber nutrisi yang baik untuk anak. Kandungan gizi makro dan mikro pada ASI sangat penting untuk tumbuh kembang si kecil. 

3. Perhatikan Posisi Menyusui

Meskipun terlihat sepele, namun posisi menyusui yang salah dapat membuat bayi memiliki berat badan dibawah batas normal. Oleh karena itu, Bunda harus memperhatikan posisi menyusui yang benar agar tidak meningkatkan risiko stunting.

4. Ikut Pemeriksaan Rutin

Saat masa kehamilan, bunda harus rutin melakukan pemeriksaan untuk memastikan berat badan bayi. Dengan rutin mengikuti pemeriksaan, dapat mencegah bunda mengalami anemia atau kekurangan darah saat hamil.

5. Konsumsi Asam Folat

Baik sebelum atau saat hamil bunda haru banyak mengonsumsi asam folat. Asam folat memiliki peran yang penting untuk perkembangan otak dan sumsum tulang belakang bayi yang dapat mengurangi risiko stunting. Mengonsumsi asam folat juga dapat mengurangi resiko bunda terkena gangguan saat hamil. 

6. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Selain menjaga asupan gizi, perilaku hidup bersih dan sehat juga dapat membuat anak terhindar dari kondisi stunting. Biasakan untuk cuci tangan dengan sabun dan air mengalir terutama setelah melakukan aktivitas di kamar mandi.

Apakah Semua Anak yang Pendek itu Stunting?

Menurut Kementerian Kesehatan RI, tidak semua balita yang memiliki perawakan pendek masuk dalam kategori stunting. Tubuh pendek pada anak bisa jadi karena faktor genetik ataupun karena adanya gangguan hormon pertumbuhan pada anak. 

Sedangkan stunting merupakan kondisi anak dengan perawakan pendek disertai dengan kurangnya gizi.

Baca Juga: Indikator Stunting Menurut WHO.

Gizi yang Harus Dipenuhi untuk Mencegah Stunting

Gizi yang Harus Dipenuhi untuk Mencegah Stunting

Dari penjelasan diatas, kita tahu jika kondisi stunting pada anak bisa dicegah. Salah satu pencegahan yang bisa dilakukan yaitu dengan memperhatikan asupan gizi. Adapun gizi yang dibutuhkan untuk mencegah stunting adalah:

1. Protein

Protein merupakan kandungan yang sangat dibutuhkan untuk mendukung tumbuh kembang anak. Asupan protein yang cukup dapat meningkatkan imunitas anak, sehingga anak terhindar dari infeksi berulang. 

2. Zat Besi

Kandungan zat besi dapat berfungsi menyebarkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Nutrisi inilah yang sangat dibutuhkan si kecil saat masa pertumbuhan. Jika anak kekurangan asupan zat besi, maka sangat berisiko terkena berbagai gangguan kesehatan.

3. Karbohidrat

Karbohidrat dibutuhkan anak pada masa tumbuh kembang supaya anak selalu memiliki energi untuk menjalani aktivitasnya sehari-hari. Konsumsi karbohidrat juga dapat membuat anak terhindar dari gangguan tumbuh kembang.

4. Kalsium

Kalsium sangat dibutuhkan anak pada masa tumbuh kembang untuk pembentukan tulang anak supaya lebih optimal. Nutrisi ini seharusnya dipenuhi anak sesuai dengan usianya agar terhindar dari kondisi stunting.

Penuhi Asupan Nutrisi Anak dan Cegah Stunting dengan Etawaku Junior

Asupan nutrisi harian si kecil sangat berpengaruh terhadap proses tumbuh kembangnya. Selain makanan, bunda juga bisa berikan si kecil minuman bernutrisi seperti Etawaku Junior. 

Etawaku Junior adalah produk susu yang berasal dari kambing etawa asli. Kandungan susunya 3x lebih baik daripada susu sapi dan siap mendukung pertumbuhan dan kecerdasan otak si kecil.

Formulasi STARGROW pada Etawaku Junior meliputi Omega 3 & DHA, Prebiotik (Inulin & FOS), 10 Vitamin, 7 Mineral, Kalsium, dan Zinc. Kandungan tersebut sangat penting untuk mendukung kecerdasan otak anak. 

Tak hanya itu, rutin minum susu kambing Etawaku juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh si kecil. Hal ini membuat anak tidak mudah sakit dan bisa lebih bebas untuk mengeksplorasi lebih banyak hal baru!

Itulah dampak stunting jangka pendek. Setelah membaca artikel diatas, harapannya Bunda sudah harus mulai peduli dengan asupan gizi harian si kecil agar terhindar dari stunting. 

Photo of author

Alifia Furaida Salsabila

Tinggalkan komentar