Cara Mengganti Susu Formula dari Tahap 1 ke Tahap 2, Jangan Asal!

Selain ASI, tidak sedikit bayi yang mengonsumsi susu formula untuk memenuhi kebutuhannya. Namun, bertambahnya usia anak terdapat juga masa transisi susu formula dari tahap 1 ke tahap 2.

Lalu, bagaimana cara mengganti susu formula dari tahap 1 ke tahap 2? Karena untuk ganti susu formula itu tidak asal ya, Bunda.

Perbedaan antara susu formula untuk bayi dan anak sendiri terletak pada target usia dan kandungan nutrisinya. Karenanya, susu anak-anak tidak cocok untuk bayi karena sistem pencernaan mereka belum cukup matang untuk menangani nutrisi yang kompleks.

Demikian pula susu formula bayi tidak sesuai untuk anak-anak karena kandungan nutrisinya tidak mencukupi standar kebutuhan gizi mereka.

Jenis Susu Formula

Sebelum Bunda menerapkan langkah Cara Mengganti Susu Formula dari Tahap 1 ke Tahap 2, ada baiknya Bunda bisa pahami tentang jenis susu formula itu sendiri.

Susu formula memiliki beberapa jenis, tergantung pada bahan utama dan bentuknya. Berdasarkan bahan utamanya, susu formula dapat dibagi menjadi tiga kategori:

a. Susu Formula Standar

Susu formula standar dibuat dari susu sapi dan dirancang untuk menyerupai ASI. Biasanya direkomendasikan untuk bayi yang sehat tanpa riwayat alergi, kelainan, atau masalah kesehatan lainnya, serta memiliki pertumbuhan yang normal.

b. Susu Formula Khusus

Jenis ini cocok untuk bayi dengan kebutuhan khusus seperti alergi susu sapi, intoleransi laktosa, atau masalah pencernaan lainnya. Beberapa jenis susu formula khusus yang tersedia di pasaran termasuk susu protein kedelai, susu rendah laktosa, atau susu bebas laktosa.

c. Susu Formula Elemental

Susu ini diperuntukkan bagi bayi dengan alergi terhadap jenis susu sebelumnya. Dibuat dari protein susu sapi yang telah dipecah untuk memudahkan pencernaan, meskipun kandungan lemaknya dikurangi, namun kandungan gizinya ditingkatkan. Hal ini membuat harga susu ini cenderung lebih mahal dari susu formula lainnya.

Bolehkah Bayi Baru Lahir Minum Susu Formula?

Apa bedanya susu formula tahap 1 dan tahap 2

Meskipun susu formula menjadi pilihan untuk memenuhi asupan nutrisi si kecil, namun ternyata pemberian susu formula sebaiknya tidak diberikan saat bayi lahir (lebih baik ASI pastinya, namun jika ada kondisi tertentu yang tidak memungkinkan untuk pemberian ASI, maka susu formula bisa menjadi pilihan.

Ada beberapa kondisi yang diharuskan bagi bayi mengonsumsi susu formula, yaitu:

1. Kelahiran Prematur pada Bayi

Bayi yang dilahirkan prematur membutuhkan jumlah lemak, kalori, dan protein yang lebih besar daripada bayi yang lahir pada waktu yang tepat.

Ini penting untuk memastikan bahwa pertumbuhan bayi prematur sesuai dengan perkembangan normal yang seharusnya terjadi dalam kandungan. Oleh karena itu, disarankan untuk memberikan susu formula khusus untuk bayi prematur.

2. Kesulitan Pencernaan ASI pada Bayi

Situasi di mana bayi mengalami kesulitan mencerna ASI adalah momen ketika pertimbangan untuk memberikan susu formula khusus bagi bayi baru lahir perlu dipertimbangkan.

Kelainan metabolik atau genetik pada bayi yang baru lahir dapat menyebabkan kurangnya enzim yang diperlukan untuk mencerna ASI atau susu sapi. Oleh karena itu, disarankan agar ibu memberikan susu formula yang sesuai dengan kebutuhan bayi.

Tidak hanya itu, bayi tersebut juga memerlukan penanganan yang menyeluruh melalui kerjasama antara dokter anak, ahli penyakit endokrin, ahli metabolik, dan spesialis gizi.

Menurut IDAI, beberapa kelainan metabolik pada bayi seperti galaktosemia dapat mengakibatkan bayi sulit atau bahkan tidak mampu mencerna laktosa yang tinggi dalam ASI.

Kondisi sulitnya bayi mencerna ASI lainnya adalah Maple Syrup Urine Disease, dimana tubuh tidak dapat mencerna protein tertentu, seperti leusin, isoleusin, dan valin. Oleh karena itu, susu formula khusus diperlukan bagi bayi baru lahir dengan kondisi ini.

Kondisi lainnya adalah Fenilketonuria, yang juga memerlukan susu formula khusus dan seringkali disarankan untuk memberikan ASI secara bergantian.

3. Kondisi Ibunda yang Disarankan untuk Sementara Tidak Menyusui

Terdapat beberapa kondisi di mana ibu disarankan untuk sementara tidak menyusui dan memberikan susu formula bagi bayi baru lahir.

Ini termasuk situasi ketika ibu sedang dalam pengobatan dengan obat-obatan tertentu seperti penenang atau anti epilepsi, terkena virus herpes yang menyebabkan luka pada payudara, menggunakan narkoba, minum alkohol atau merokok, mengalami penyakit berat yang menghalangi merawat bayi, atau memiliki kondisi kesehatan yang mempengaruhi produksi ASI.

Kapan Bayi Diberikan Susu Formula Tahap 1?

Kapan bayi harus ganti susu formula tahap 2

Diluar dari kondisi khusus, bunda bisa mulai memberikan susu formula tahap 1 sejak usia 0 hingga 6 bulan. Bunda bisa memberikan ketika ASI susah keluar atau memang memiliki kesibukan yang tidak memungkinkan untuk memberikan ASI. 

Susu formula tahap 1 dibuat mirip dengan ASI. Susu formula ini biasanya memiliki kandungan prebiotik dan probiotik yang biasanya ditemukan dalam ASI.

Selain itu, karbohidrat pada susu formula tahap 1 memiliki laktosa alami seperti ASI yang aman dikonsumsi bayi (tanpa intoleran laktosa). 

Kapan Bayi Harus Ganti Susu Formula Tahap 2?

Bunda dapat melakukan pergantian susu formula dari tahap 1 ke tahap 2 kapan saja ketika anak berusia antara 6 hingga 7 bulan.

Nutrisi yang terkandung dalam susu formula tahap 1 dan tahap 2 hampir sama, sehingga tidak ada risiko khusus jika pergantian dilakukan dengan sedikit keterlambatan.

Baca Juga: Ciri Ciri Tidak Cocok Susu Formula

Cara Mengganti Susu Formula dari Tahap 1 ke Tahap 2

cara mengganti susu formula bayi 1 tahun ke merek lain

Supaya si kecil tak kaget dengan pergantian susunya, berikut tips Cara Mengganti Susu Formula dari Tahap 1 ke Tahap 2.


Jika anak menyukai rasa susu formula tahap 2, Bunda dapat segera mengganti susu formula tanpa menimbulkan masalah.

Namun, jika anak tidak menyukai rasa susu formula tahap 2, bunda dapat menggantinya secara bertahap dengan mencampur susu formula tahap 1 dan tahap 2 sesuai dengan proporsi yang disesuaikan. 

Misalnya, mulai dengan campuran 2/3 susu formula tahap 1 dan 1/3 susu formula tahap 2.

Kemudian ditingkatkan menjadi 1/2 dan 1/2, dan seterusnya.

Proses ini dapat dilakukan secara berangsur-angsur hingga anak bersedia mengonsumsi susu formula tahap 2 secara penuh.

Cara Mengganti Susu Formula Dari Tahap 2 ke Tahap 3

Bunda bisa mulai melakukan penggantian susu formula secara bertahap ketika anak mencapai usia 1 tahun untuk menyesuaikan dengan perkembangan dan kondisi anak. Mulailah memperkenalkan susu formula tahap 3 dengan mencampurkan kedua jenis susu formula tersebut. 

Misalnya, mulai dengan campuran 2 sendok susu formula tahap 2 dan 2 sendok susu formula tahap 3. Kemudian secara perlahan tambahkan proporsi susu formula tahap 3.

Jika tidak ada masalah dan saluran pencernaan anak sudah dapat beradaptasi, bisa langsung memberikan susu formula tahap 3 saja.

Rekomendasi Artikel: Akibat Pemberian ASI diselingi Susu Formula.

Apa Bedanya Susu Formula Tahap 1 dan Tahap 2?

Ada beberapa perbedaan antara rumus tahap 1 dan tahap 2. Ini dapat dibedakan berdasarkan usia yang disarankan, konsistensi, jenis protein, dan bahan-bahan.

1. Usia Bayi

Meskipun susu formula tahap 1 direkomendasikan untuk bayi berusia antara 0 hingga 6 bulan, susu formula tahap 2 direkomendasikan untuk bayi di atas enam bulan.

Selain itu, bayi yang saat ini hanya mengonsumsi makanan cair diberikan susu formula tahap 1, sedangkan bayi yang sudah mulai mengonsumsi makanan padat biasanya sudah beralih ke susu formula tahap 2.

2. Jumlah Protein

Meskipun dasar nutrisi susu formula tahap 1 dan tahap 2 kurang lebih sama satu sama lain, namun berbeda berdasarkan protein yang terdapat di dalamnya.

Protein yang terdapat pada susu bayi tahap 1 sebagian besar adalah Whey Protein, sedangkan yang terdapat pada susu formula tahap 2 sebagian besar adalah Kasein.

3. Konsistensi Formula

Perbedaan berdasarkan konsistensinya adalah susu formula tahap 1 seringkali lebih encer, karena bayi di bawah enam bulan biasanya terbiasa dengan makanan cair.

Di sisi lain, konsistensi susu formula tahap 2 biasanya membentuk sedikit lebih kental, karena bayi dapat mengonsumsi makanan yang lebih berat pada saat ini. Konsistensinya yang lebih kental juga membuat bayi kenyang lebih lama.

4. Bahan-bahan

Bagi sebagian besar produsen susu formula bayi, susu formula tahap 1 dan tahap 2 biasanya hampir sama dalam hal bahan-bahannya.

Meskipun bahan-bahannya serupa, kepadatan nutrisi susu formula tahap kedua umumnya akan sedikit lebih tinggi karena bayi sudah lebih dewasa dan membutuhkan lebih banyak nutrisi untuk menjaga pertumbuhan dan perkembangan yang sehat. 

Beberapa formula mulai mendapat tambahan kalsium dan zat besi pada saat formula berada pada tahap kedua. Susu formula bayi tahap pertama sedikit lebih sederhana dari segi bahan-bahannya sebab bertujuan agar susu formula mudah dicerna. 

Etawaku Junior Susu Untuk Anak Mulai dari 1 Tahun

Etawaku Junior merupakan produk susu etawa asli dengan kombinasi krimer nabati yang memiliki nutrisi 3x lebih baik daripada susu sapi. Diperkaya akan kandungan Kalsium, Zinc, Prebiotik (Inulin & FOS), 10 Vitamin, 7 Mineral, Omega 3 dan DHA sehingga baik untuk mendukung perkembangan otak dan pertumbuhan anak.

Susu Etawaku Junior dapat dikonsumsi sejak usia 1-12 tahun. Cukup dikonsumsi 2 kali sehari dengan takaran 4 sendok makan, sudah bisa memenuhi nutrisi anak dalam masa pertumbuhan.

Bagaimana, Bunda? Sudah paham-kan, soal bagaimana Cara Mengganti Susu Formula dari Tahap 1 ke Tahap 2? Kalau ada yang mau didiskusikan, bisa komen di bawah ya, Bunda!

Photo of author

Alifia Furaida Salsabila

Tinggalkan komentar